JAKARTA, Inisiatifnews.com – Ketua Umum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) Bintang Wahyu Saputra mengatakan, bahwa pihaknya sama sekali tidak mengeluarkan surat instruksi apapun terkait dengan rencana aksi unjuk rasa 21 April 2022 yang akan digelar besok oleh kelompok Mahasiswa dan elemen masyarakat sipil lainnya.
“Kita tidak ada imbauan baik di cabang, wilayah. Tapi kami tidak melarang hak berdemonstrasi teman-teman dan kami tidak menyarankan mereka untuk tidak berdemo, atau teman-teman silakan berdemo, itu tidak ada,” kata Bintang dikutip Inisiatifnews.com, Rabu (20/4) malam.
Ia mengatakan, bahwa sejauh ini pihaknya masih melakukan konsolidasi dengan seluruh jajaran di pusat hingga wilayah. Berbagai aspek isu juga dibahas di sana. Namun ia masih belum bersedia menyampaikan materi apa saja yang dibahas di dalam konsolidasi tersebut.
“Karena kami masih melakukan penggodokan isu, kita lagi yang namanya konsolidasi,” ujarnya. “Nanti hasil sikap besar PB SEMMI akan kami sampaikan nanti,” imbuhnya.
Pun demikian, Bintang tetap memberikan apresiasi kepada para Mahasiswa yang akan melakukan unjuk rasa. Ia meyakini bahwa dasar mereka melakukan aksi tersebut adalah berangkat dari keresahan yang ada.
“Gerakan itu kan didasari atas dasar keresahan. Teman-teman ini ada kekhawatiran dan keresahan. Ini masalah perut, perut masyarakat, teman-teman mahasiswa kan punya keluarga. Kemudian soal penundaan pemilu, teman-teman ada keresahan, deg-degan mungkin, jangan sampai pemilu kita mundur ke belakang dan sebagainya,” tandas Bintang.
Bahkan jika ditanya apakah PB SEMMI juga memiliki keresahan terhadap situasi kekinian, Bintang pun tak menampiknya. Bahkan melalui jalur lain, PB SEMMI pun sudah bersuara agar pemerintahan Presiden Joko Widodo dan KH Maruf Amin memberikan respon dan atensi khusus.
“Kita tentu sangat resah, bahkan sebelum temen-teman BEM SI melakukan aksi kemarin, bisa dicek di tanggal digital, teman-teman SEMMI sudah menyarakan agar pemerintah jangan bicara dulu tentang kekuasaan, tapi bicara dulu bagaimana nasib rakyat ke depan,” terang Bintang.
Baginya, kondisi nasional saat ini sedang dilanda keterpurukan yang memerlukan sentuhan serius dari pemerintah agar bisa segera diatasi. Baik persoalan kenaikan harga kebutuhan pokok dan komoditas lainnya.
Oleh karena itu, Bintang meminta agar pemerintahan Presiden Jokowi hingga ke para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju jangan sampai berbicara bagiamana melanggengkan kekuasaan di tengah situasi sulit saat ini.
“Kita ini semua sedang susah, makan susah, tidur susah, bahkan kita mau berangkat ke kampus saja susah, bensin mahal, pak. Presiden ini kan enggak bisa bekerja sendiri, ada pembantunya. Nah, kalau pembantunya tidak bisa bekerja ya dipotong (direshuffle -red),” pungkasnya.